Arsip Blog

Tokoh Pertama Penemu Optik Modern

Tokoh Pertama Penemu Optik Modern
Ibnu Haytam (965 – 1039) 


Ibnu Haytam dengan nama lengkap AbuAli Muhammad Ibn al-Hasan Ibn al-Haytam dan memiliki nama alias Alhazen lahir di Basra, Irak. Teori yang dikembangkannya antara lain optik, pembiasan cahaya dan karya ilmiahnya adalah Kitab al-Manadhir (Book Of Optics). Melalui Kitab al-Manazir, teori optik pertama kali dijelaskan. Hingga 500 tahun kemudian, terori Al Haytam ini dikutip banyak ilmuwan.

Tak banyak orang yang tahu bahwa orang pertama yang menjelaskan soal mekanisme penghlihatan pada manusia yang menjadi dasar teori optik modern adalah ilmuwan Muslim asal Irak. Namanya Ibnu Al-Haytam atau di Barat dikenal dengan nama Alhazen. Lewat karya ilmiahnya, Kitab Al Manadhir atau Kitab Optik, ia menjelaskan berbagai ragam fenomena cahaya termasuk sistem penglihatan manusia.

Selama lebih dari 500 tahun, Kitab Al Manadhir terus bertahan sebagai buku paling penting dalam ilmu optik. Di tahun 1572, karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul Opticae Thesaurus. Bab tiga volume pertama buku ini mengupas ide-ide dia tentang cahaya. Dalam buku itu, Haytam mengakui bahwa sinar cahaya keluar dari garis lurus dari setiap titik di permukaan yang bercahaya. Ia membuat percobaan yang sangat teliti tentang lintasan cahaya yang melalui berbagai media dan menemukan teori tentang pembiasan cahaya. Ia jugalah yang melakukan eksperimen pertama tentang penyebaran cahaya terhadap berbagai warna.
 
Penemu Optik Modern
Ibnu Haytam menulis Kitab Al Manadhir
Dalam buku yang sama, ia menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam, dan juga teori tentang berbagai fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelagi. Ia juga melakukan percobaan untuk menjelaskan penglihatan binokular dan memberikan penjelasan yang benar tentang peningkatan ukuran matahari dan bulan ketika mendekati horison.

Haytam mencatat namanya sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra penglihatan manusia. Ia memberikan penjelasan ilmiah tentang bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah satu teorinya yang terkenal adalah ketika ia mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, yaitu Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya yang keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytam mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa melihat.

Dalam buku ini, ia menjelaskan bahwa bagaimana mata bisa melihat objek. Ia menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhatan penglihatan manusia.

Salah satu karyanya yang paling menomental adalah ketika Haytam bersama muridnya, Kamal ad-Din, untuk pertama kalinya meneliti dan merekam fenomena kamera obsecura. Inilah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini diguanakan umat manusia. Sementara dalam bukunya Mizan Al-Hikmah, ia mendiskusikan kepadatan atmosfer dan membangun korelasi antara hal tersebut dengan faktor ketinggian. Ia juga mempelajari pembiasan atmosfer dan menemukan fakta bahwa senja hanya muncul ketika matahari berada 19 derajat di bawah horison. Dengan dasar itulah, ia mencoba mengukur tinggi atmosfer. Dalam bukunya ia membahas teori daya tarik massa, suatu fakta menunjukan ia menyadari korelasi percepatan dengan gravitasi.

Selain di bidang fisika, Ibnu Haytam juga memberikan kontribusi penting terhadap ilmu matematika. Dalam ilmu ini, ia mengembangkan analisis geometri dengan membangun hubungan antara aljabar dengan geometri. Haytam juga membuat buku tentang kosmologi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Yunani di abad pertengahan. Karya lainnya adalah buku tentang evolusi, yang hingga kini masih menjadi perhatian ilmuwan dunia.


Sayangnya, dari sekian banyak karyanya, bukunya diperkirakan berjumlah 200 lebih, hanya sedikit yang tersisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab Al Manadhir, tidak diketahui lagi rimbanya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa latin. 

Demikian Tentang Tokoh Pertama Penemu Teori Optik Modern. Kiranya ini dapat bermanfaat. Jangan lupa baca juga Ilmuwan Muslim Ibnu Ismail Al Jazari (1136 – 1206), yang juga tidak  kalah menariknya sebagai tokoh ilmuwan yang sangat cerdas.

Belum ada Komentar untuk "Tokoh Pertama Penemu Optik Modern"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel